Apakah Kesuburan Seorang Wanita Bisa dilihar dari Rahim yang tipis?

Kondisi dinding rahim yg tipis bisa memengaruhi kesuburan wanita. Cari memahami penyebabnya di sini.  Cukup poly wanita yang sulit hamil meski sudah bertahun-tahun menikah dan rutin melakukan interaksi intim. Salah satu sebabnya ialah karena kondisi dinding rahim yg tipis.

Mengapa dinding rahim yang tipis dapat memengaruhi kesuburan perempuan  ? Untuk menjawabnya, terdapat baiknya Anda memahami terlebih dulu struktur rahim dan proses normal yg terjadi pada dalamnya. 

Pentingnya mengenali struktur rahim

Dinding rahim wanita terdiri dari 3 lapisan. Lapisan terluar diklaim perimetrium, lapisan tengah yg mengandung otot disebut miometrium, dan lapisan dalam yaitu endometrium. Lapisan endometrium ini yang akan mengalami perubahan menjadi respons terhadap naik turunnya kadar estrogen sepanjang daur haid.

Endometrium sendiri terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan basilar, yaitu lapisan yang melekatkan endometrium menggunakan miometrium, dan lapisan fungsional. Lapisan fungsional yg terdiri menurut kelenjar dan pembuluh darah inilah yang bisa menebal & menipis seiring dengan daur haid.

Setiap bulannya, rahim menyiapkan diri untuk mengantisipasi terjadinya pembuahan. Mendekati ovulasi, yaitu waktu sel telur dilepaskan, hormon estrogen akan meningkat. Rahim akan merespons dengan menebalnya lapisan endometrium.

Endometrium yg tebal & subur diharapkan agar embrio, yaitu sel telur yg sudah dibuahi, bisa berimplantasi ke pada dinding rahim. Tanpa proses ini, kehamilan tidak bisa berlanjut. Selama kehamilan, endometrium jugalah yg membantu pembentukan plasenta buat menutrisi janin yang sedang berkembang.

Endometrium yang dipercaya normal merupakan yang mempunyai ketebalan 8-13 mm. Kondisi tadi memungkinkan buat terjadinya implantasi menurut proses kehamilan yg alami. Sedangkan ketebalan minimal buat mampu menerima implantasi berdasarkan proses kehamilan protesis seperti bayi tabung ialah 6 mm.

Sebagai patokan umum, endometrium yang tebalnya di bawah 7 mm dipercaya tipis. Ini berarti, embrio akan kesulitan buat “menempel” pada endometrium. Apabila akhirnya tidak terjadi implantasi, endometrium akan meluruh sebagai darah haid. Apabila terjadi implantasi, endometrium yg tipis mampu jadi nir mampu memberikan nutrisi yg cukup buat melanjutkan kehamilan. Keguguran pun bisa terjadi.

Kejadian rahim tipis, apa sebabnya?

Sebagian akbar insiden rahim tipis herbi rendahnya kadar hormon estrogen, yang mampu ditimbulkan oleh banyak sekali syarat. Hormon estrogen ini juga penting pada perkembangan & divestasi sel telur. Karenanya, adanya rahim tipis mampu menjadi pertanda apakah seorang perempuan   fertile atau nir.

Namun demikian, rahim tipis juga sanggup berkaitan dengan berkurangnya aliran darah ke rahim, kerusakan endometrium akibat infeksi atau tindakan pembedahan dalam organ kandungan, serta penggunaan obat-obatan dan KB hormonal.

Untuk mengevaluasi perkara rahim tipis, dokter kandungan akan melakukan USG transvaginal buat melihat ketebalan endometrium. Pemeriksaan darah jua diperlukan buat mengetahui kadar hormon estrogen. Bila hasilnya rendah, dokter akan memberikan hormon estrogen sembari mengevaluasi secara terpola perkembangan sel telur dan respon endometrium selama terapi berlangsung.

Pada syarat eksklusif, dokter kandungan akan melakukan histeroskopi, yaitu inspeksi yg dapat secara eksklusif melihat kondisi dinding pada rahim. Bila ditemukan perlengketan atau kondisi abnormal lain yg menyulitkan kehamilan, bisa langsung dilakukan tindakan.

Jumlah perkara rahim tipis sebenarnya nir banyak. Sebuah meta-analisis memperlihatkan bahwa rahim tipis di bawah 7 mm hanya terjadi dalam 260 menurut 10.724 atau dua,4% pasangan yang sulit hamil. Artinya, syarat ini hanyalah salah  satu penyebab dari berbagai hal lain yg menyulitkan kehamilan.

Kendati demikian, jika Anda termasuk pasangan yg sulit hamil, kemungkinan adanya rahim tipis tetap perlu diidentifikasi. Selain memengaruhi kesuburan perempuan   dan peluang hamil, rahim tipis juga menaikkan peluang Anda mengalami keguguran.

Sumber: KlikDokter

Tweet